Ricuh Antar Napi di Dabo Singkep: Bukti Lapas Gagal Jadi Tempat Pembinaan?

Lapas Kelas III Dabo Singkep Kepulauan Riau

KABARNEWSLINE –Kericuhan kembali mengguncang Lapas Kelas III Dabo Singkep, Selasa (19/8/2025). Bentrokan antar narapidana ini dipicu perbedaan asal daerah yang memicu terbentuknya kelompok-kelompok kecil di dalam lapas hingga akhirnya menyalakan api konflik.

Dikutip dari sejumlah media, Kepala Lapas Dabo Singkep, Jaka Putra, membenarkan bahwa pihaknya harus mengambil langkah cepat dengan memindahkan 11 narapidana ke Lapas Tanjungpinang. Sebelum diberangkatkan, para napi sempat diamankan di Polres Lingga untuk meredam situasi.

Meski keadaan kini dikabarkan kondusif, publik mempertanyakan efektivitas langkah tersebut. Apakah pemindahan ini benar-benar menyelesaikan masalah, atau hanya sekadar menggeser potensi konflik ke lapas lain?

Isu lain yang tak kalah penting adalah lemahnya pengawasan. Bagaimana mungkin perbedaan asal daerah menjadi pemicu utama hingga narapidana terkotak-kotak? Jika program pembinaan dijalankan maksimal, semestinya warga binaan diarahkan pada rehabilitasi moral dan sosial, bukan dibiarkan membentuk kelompok yang berisiko bentrok.

Tak hanya itu, dugaan masalah klasik berupa over kapasitas kembali mencuat. Jumlah penghuni yang melebihi kapasitas jelas memperbesar potensi gesekan, apalagi jika fasilitas dan jumlah petugas tidak seimbang dengan beban pengawasan.

Situasi ini menjadi tamparan keras bagi Kemenkumham. Publik menuntut evaluasi menyeluruh, bukan sekadar langkah reaktif setiap kali ricuh terjadi. Transparansi mutlak diperlukan agar lapas tidak sekadar dipandang sebagai “penjara konflik”, melainkan benar-benar menjadi tempat pembinaan.

Kini pertanyaannya, apakah kericuhan di Lapas Dabo hanya insiden sesaat, atau sinyal lemahnya tata kelola pemasyarakatan yang sewaktu-waktu bisa kembali pecah di lapas lain?

Posting Komentar

0 Komentar