Aktivitas Ilegal di Pelabuhan Tikus Gentong Bintan Bertahun-Tahun Mulus, Bea Cukai Dipertanyakan

Bongkar Muat Ilegal di Pelabuhan Tikus Gentong Tanjung Uban-Bintan

KABARNEWSLINE -Aktivitas ilegal di Pelabuhan Gentong, Tanjung Uban, Bintan, kembali menjadi sorotan. Hasil pantauan langsung Tim pada Kamis (18/9) memperlihatkan pemandangan mencolok: kapal-kapal kayu sarat muatan berjejer layaknya bebek menunggu giliran untuk merapat ke pelabuhan tikus tersebut.

Tak berhenti di situ, terpantau pula mobil boks dan truk yang tengah mengangkut beragam barang, mulai dari beras, bawang, hingga komoditas lain yang diduga masuk tanpa dokumen resmi. Proses bongkar muat berlangsung lancar, tanpa terlihat adanya aparat berwenang di lokasi.

Padahal, sesuai ketentuan, urusan keluar-masuk barang dari dan ke wilayah Indonesia merupakan tugas utama Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Namun faktanya, pelabuhan ilegal seperti Gentong justru beroperasi bebas, terang-terangan, bahkan disebut warga sekitar sudah bertahun-tahun berjalan tanpa tersentuh hukum.

Kondisi ini pun memunculkan dugaan kuat adanya pembiaran atau bahkan persengkokolan antara jaringan penyelundup dengan oknum aparat.

“Kalau Bea Cukai betul-betul menjalankan tugasnya, mustahil kegiatan sebesar ini bisa mulus bertahun-tahun. Ini jelas ada yang sengaja menutup mata,” ujar seorang warga kepada Media.

Masyarakat lokal juga menyuarakan keresahan. Para nelayan mengaku terganggu dengan aktivitas ilegal tersebut, sementara sebagian warga lain menyindir bahwa lebih baik pelabuhan itu dilegalkan daripada dibiarkan menjadi “lahan basah” bagi oknum tertentu.

“Kami masyarakat tempatan susah sekali mendapatkan keadilan. Pemerintah diam, Bea Cukai pun diam, pengusaha ilegal makin berkuasa,” keluh seorang nelayan dengan nada kecewa.

Keberadaan Pelabuhan Gentong ini menjadi tamparan keras bagi fungsi pengawasan Bea Cukai. Alih-alih memperketat pintu masuk barang, institusi yang kerap menggaungkan komitmen anti-penyelundupan itu justru dituding melakukan pembiaran sistematis. Jika dugaan ini benar, maka bukan hanya kredibilitas Bea Cukai yang hancur, melainkan juga kepercayaan publik terhadap negara dalam melindungi kepentingan rakyat.

Media sebelumnya telah mengonfirmasikan persoalan ini kepada pihak Bea Cukai Tanjungpinang. Namun hingga kini belum ada jawaban maupun kejelasan, demikian pula tindakan nyata di lapangan belum terlihat.

BERSAMBUNG....💪🇮🇩

Posting Komentar

0 Komentar